Kamis, 18 November 2010

PENDDIDIKAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW

PENDDIDIKAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad Saw adalah seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT, nabi Muhammad diangkat jadi rasul pada usia 40 tahun, seiring dengan pengangkatannya menjadi rasul maka menjadi kewajibannya untuk menyampaikan risalah ilahi kepada ummat manusia berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Wahyu yang pertama turun adalah surah al-alaq ayat 1 sampai 5 yang berbicara tentang iqra’ yang artinya bacalah. Dalam menyampaikan risalah Allah nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai tantangan darinpihak yang tidak sepakat dengan apa yang di dakwahkan nabi. Untuk itu nabi dalam menjalankan misi ini dapat dibagi kedalam dua periode yakni periode Mekah dan periode madinah.

1. Pendidikan Islam Periode Mekah

Periode mekah kurang lebih 13 tahun lamanya Rasulallah memperkenalkan agama islam dan ajarannya kepada masyarakat, lebih ditekankan pada masalah ketauhidan. Hal ini wajar saja karena pada waktu itu, setiap tahun mereka dan bahkan tamu dari luar mekah berkumpul melaksankan ibadah di ka’bah, namun disekitar ka’bah ada patung-patung yang menjadi sesembahan mereka. Hal ini bertentangan dengan ketauhidan dan ke-Esaan Allah SWT.

Diawal-awal islam nabi Muhammad mampu mengislamkan masyarakat mekah, justru tantangan dan pemboikotan dirasakan oleh nabi dan pengikutnya yang mana pengikutnya rata-rata dari kalangan yang tidak mampu seperti hidup miskin, hamba sahaya, kaum perempuan. Meskipun demikian pendidikan dan pengenalan materi dan ajaran islam tetap berjalan dengan baik, namun dengan cara sembunyi-sembunyi. Setelah agak banyak orang masuk islam, lalu nabi menyediakan rumah arqam bin abil arqam untuk dijadikan tempat pertemuan dan pendidikan para shabat-sahabatserta pengikutnya. Rumah arqam itulah tempat pendidikan islam yang pertama dalam sejarah pendidikan islam, bekas rumah itu masih dikenal sampai sekarang di Saudi arabiyah. Disanalah nabi mengajarkan dasar-dasarpokok ajaran islam kepada sahabat-sahabatnya. Disitu juga nabi menjelaskan wahyu al-Quran yang diturunkan kekpadanya untuk disampaikan kepada pengikutnya.

Namun sebelum itu nabi Muhammad SAW mendidik secara bertahap. Ia mulai dengan keluarga dekatnya, tentu dilakukan secara sembunyi-sembunyi seperti kepada istrinya, khadijah kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali bin abi tholib, setelah itu Zaid bin Harisah pembantu rumah tangga beliau (diangkat menjadi anak angkat). Selanjutnya kepada sahabat-sahabat terdekatnya seperti Abu Bakar Ash shidieqy dan secara berangsur-angsur ajakan tersebut disampaikan lebih meluas tapi masih terbatas dikalangan terdekat suku Quraisy saja. Maka berimanlah antara lain Usman Bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad Bin Abi Waqas, Abdurrahman Bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah Bin Jarrah, Arqam Bin Abil Arqam, Fatimah Binti Khottob, bersama suaminya Said Bin Zaid, dan beberapa orang lainnya.mereka itulah orang—orang yang pertama kali masuk islam (assabikunal awwalun) dan mereka secara langsung di didik dan diajar oleh rasulallah SAWuntuk menjadi Muslim dan siap menerima dan melaksankan petunjuk dan perintah Allah SWT yang akan turun kemudian. Pada tahap awal ini pusat kegiatan pendidikan islam tersebut diselenggarakan secara tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam.

Kebijakan Nabi Muhammada SAW untuk menyampaikan ajaran islam yang demikian itu berdasarkan petunjuk Allah SWT dalam surah Asy-syu’ara’ 213-216’ dan keadaan ini berlangsung kurang lebih 3 tahun sampai akhirnya turn perintah dari Allaha agar disampaikan secara terbuka dan terang-terangan sebagai firman Allah pada Q.S. :22:94. Dengan turunya perintah tersebut maka mulailah nabi Muhammad SAW memberikan pengajran kepada ummadnya secara terbukadan lebih meluas, bukan hanya dilingkungan kaum keluarga yang di mekah, tapi kjuga kepada penduduk diluar kota mekah yang datng ke mekah, baik dalam rangka ibadah haji maupun perdagangan. Dengan demikian tantangan yang dihadapi oleh nabi Muhammad pula semakin terbuka dan meluas tetapi semua itu dihadapi dengan penuh kesabaran dan dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan selalu memberikan petunujk dan pertolongan dalam menghadapi tantangan tersebut.

Mahmud yunus dalam bukunya sejarah pendidikan Islam menyatakan bahwa pembinaan pendidikan masa mekkah ini meliputi;

a. Pendidikan keagamaan yaitu; hendaklah membaca dengan nama Allah semata-semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala karean tuhan itu maha besar dan maha pemurah sebab itu hendaklah berhala itu di buang sejauh-jauhnya.

b. Pendidikan akliyah dan ilmiyah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta. Allah akan mengajrkan yang demikian itu kepada orang-orang yang mau menyellidiki dan membahasnya sedangkan mereka dahulu belum mengetahuinya, untuk mempelajari hal-hal itu haruslah dengan banyak membaca dan menyelidiki.

c. Pendidikan akhlak dan budi pekerti, nabi muhammda SAW mengajar sahabtnya agar berakhlak sesuai dengan ajaran tauhid.

d. Pendidikan jasmani (kesehatan) yaitu mementingkan kesehatan, kebersihan pakaian, badan dan tempat tinggal.

2. Pendidikan Islam Periode Madinah

Hijjrah dari Mekah kemadinah bukan hanya sekedar berpindah dari tekanan dan acaman kaum Quraisy serta penduduk mekah yang tidak menghendaki terhadap ajaran nenek moyang mereka tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur strategi kekuatan dan menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantanga yang lebih besar sehingga nantinya terbentuk masyarakat baru yang didalamnya bersianr kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim AS yang akan disempurnakan oleh nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT.

Kedatangan nabi Muhammad SAW bersam kaum muslimin mekah disambut oleh penduduk mekah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Kaum muslim mendapat perlindungan dan lingkungan baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy mekah, lingkungan yang memungkinkan kepada nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kalu periode mekah, cirri pokok pembinaan pendidikan islam adalah pendidikan tauhi dalam arti luas maka pada periode madinah ini cirri poko pendidikan islam dapat dikatakan sebagai pendididkan social dan politik dalam arti luas. Tapi sebenarnya antara dua cirri tersebut bukan hal yang dapat dipisahkan satu sama lain. Kalu pembinaan pendidikan islam di mekah dititk beratkan pada persoalan tauhida dan menenmkan nila-nilai tauhid serta keilahian kedalam jiwa ummat islam agar dari jiwa mereka terpancar sinar ktauhidan serta tercermin dalam perilaku sehari-hari. Sedangkan pembinaan pendidikan dimadinah pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhi di mekah, yaitu pembinaan pembinaan dibidang social dan politi agar dijiwai oleh ajaran tauhid sehingga akhirnya tingkah laku dalam kehidupan social politik tersermin dari pantulan nila-nilai tauhid tersebut.

Pembinaan pendidikan islam dimadinah dalam bidang social dan politik senantiasa dlam bimbingan dan petunujuk Allah SWT. Diantara pembinaan yang dilakukan oleh nabi ketika di madinah adalah;

A. Pembentukan Dan Pembinaan Masyarakat Baru Menuju Kesatuan Sosial Politik

masalah pertama yang dihadpi nabi dan kaum muhajirin ketika sampai di madinah dalh tempat tinggal. Untuk sementara kau muhajirin bisa menginap di ruah-rumah Anshor. Tapi beliau menghendaki tempat khusus ditengah-tengah ummatnya sebgai pusat kegiatan sekaligus sebgai lambang persatuan dan kesatuan diantara kelompok yang ada dimadinah.

Oleh karena itu kegitan pertama yan dilakukan oleh nabi adalah membangun masjid. Dalam memilih lokasi masjid tersebut Muhammad haikal menceritakan dalam bukunya, bahwa onta yang dinaiki oleh Nabi SAW berlutut di tempat penjmuran kurma milik sahl dan suhail bin Amr. Kemudian tempat itu dibelinya kemudian dipakai untuk pembangunan masjid. Sementara masjid itu dibangun, nabi tinggal pada keluarga Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshari. Selain masjid yang dibangun, beliau juga membangun tempat tinggal sederhana dan disesuaikannya dengan petunjuk-petunjuk Nabi SAW.

Setelah selesai pembangunan masjid, maka Nabi SAW pindah menempati sebagian ruangannya yang memang khususu disediakan untuknya, demikian pula diantara kaum muhajirin yang miskin, tidak mampu membangun tempat tinggalnya sendiri maka mereka tinggal disebagian tempat yang ada dan ini dikenala dengan sebutan ahl-suffah. Masjid inilah yang menjadi pusat kegiatan nabi SAW bersam dengan kaum muslimin yang lain dalam membangun masyarakat yang baru yaitu masyarakat yang disinari oleh atuhid dan mencerminkan perstuan dan kesatuan umat. Di masjid inilah beliau bermusyawarah berbagai persoalan dan urusan, baik urusan sosial politik kemasyarakatan maupun maupun urusan yang berkaitan dengan khalik sanag pencipta (Alla SWT).

B. Pendidikan Sosial Politik dan Kewarganegaraan

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa konstituti Madinah telah membentuk kaum muslimin Madinah menjadi satu kesatuan sosial polotik yang berdaulat. Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan Islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstituti Madinah yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan disempurnakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode Madinah. Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik telah memberikan contoh dan teladan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, disamping penjelasan-penjelasan dan instruksi-instruksi kepada ummatnya dalam melaksankan berbagai kegiatan baik perorangan, kelompok maupun umat secara keseluruhan.

Tujaan pembinaan adalah secara berangsur-rangsur pokok-pokok pikiran konstituti piagam Madinah diakui dan berlaku bukan hanya dimadinah saja, tapi lebih luas baik dalam kehidupan bangsa arab maupu dalam kehidupan bangsa-bangsa di Dunia. Inilah misi nabi Muhammad membawa agama Islam menjdi agama yang mengatasi seluruh agama-agama lain dan menjadi rahmatan lil alamin.

Pelaksanaan atu praktek pendidikan sosial dan kewarganegaraan secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Pendidikan ukhuwah (Persaudaraan) antara kaum muslimin.

Nabi Muhammad SAW membangun ukhuwah di Madinah dengan mempersaudarakan antara sesama muslim baik dari golongan muhajirin maupun dari golongan ansor dengan meyakinkan bahwa ini adalah persaudaraan karena Allah dan Rasulnya. Untuk mempersatukan keluarga muslim tersebut nabi berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu, dibawah ikatan syahadat dan karena Allah.

Untuk lebih mempererat persaudaraan ini diamantkan dalam konstituti piagam Madinah bahwa antara orng yang beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban hidup dan hutnag yang berat diantara sesama mereka.

2. Pendidikan Kesejahteraan Sosial

Terjaminnya kesejahteraan sosial, terpenuhianya kebutuhan pokok daripada kebutuhan sehari-hari. Maka problem sosial yang muncul harus dicarikan solusi seperti halnya dengan kaum muhajirin yang belum mempunyai pekerjaan sedangkan kaum anshor sudah ada, maka Nabi SAW menganjurkan kaum muhajirin bekerjasama denagna kaum anshor untuk bekerja baik dibidang pertanian, perdagangan dan lain sebagainya.dari kerjasama yang baik ini maka muncul tatanan ekonomi dikuasai oleh kaum Yahudi. Dengan demikian tercapainya perekonomian yang maju menjadi salah satu embrio terciptanya kehidupan sosial yang sejahtera.

3. Pendidikan Anak Dalam Islam

Anak adalah merupakan bagian dari kehidupan keluarga, merupakan hasil hubungan cinta kasih yang murni dari suami istri menurut ketentuan Allah. Ia merupakan amanat Allah kepada orang tua untuk dipelihara, di didik dan diajar agar menjadi anak soleh.

Adapun garis-garis besar materi pendidikan ana dalam islam yang dicontohkan oleh nabi SAW sebagaimana yang diisyaratakan dalam surah Lukman ayat 13 s/d 19 adalh sebagi berikut;

1. Pendidikan Tauhid

2. Pendidikan Sholat

3. Pendidikan Adap sopan santun dalam keluarga

4. Pendidikan adap sopan santun dalam masyarakat

5. Pendidikan kepribadian

4. Pendidikan Hankam (Pertahanan dan keamanan) Dakwah islam

Setelah berlakunya konstituti Madinah, maka kaummuslimin secara resmi menjadi satu kesatuan sosial politik atau masyarakat yang berdaulat sendiri. Dan diakui kedaulatanya oleh negara dan daerah yang ada disekitarnya baik dikalangan bangsa arab maupun dibelahan dunian untuk mengakui kedaulatan negara Madinah tersebut dibawah binaan dan kepemimpinan nabi Muhammad SAW.

Setelah menjadinya negara yang berdaulat maka nabi muhammad SAW memperkuat pertahanan dan memperluas ajakan untuk membangun kerjasama dengan memajukan negara tersebut, nabi melakukan dan mengajak kabilah-kabilah yang berlatar belakang berbagai suku untuk masuk agama islam dengan mengikat melalui perjanjian, dan yang tidak mau masuk islam harus hidup brdampingan dan saling menghargai serta menghormatiantara sesama manusiadan masyarakat Madinah.

Demikianlah prinsip dakwah dan pendidkan yang dilakukan oleh nabi selama beliau menjadi rasul dan pemimpin, baik berda di Mekkah maupun setelah tinggal di Madinah. Dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun Nabi dalam membina dan mendidik ummatnya sungguh sangat spektakuler dan tercapainya masyarakat yang menjujung tinggi nilai-nilai ketauhidan, sosial masyarakat, persaudaraan dan kecintaan terhadap Allah, keluarga masyarakatserta bangsa dan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar