Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu system pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Tauhid
Tauhid sebagai kerangka dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak masih bayi-dimulai dengan memperdengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap anak yang baru dilahirkan.
Perintah Membaca
Kerangka dasar selanjutnya adalah perintah “membaca” ayat-ayat Allah yang meliputi tiga macam ayat yaitu:
Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
Ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan
Ayat Allah yang terdapat di alam semesta diluar diri manusia
Ditinjau dari segi kurikulum, firman Allah itu merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan (cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan (verbalization), pemikiran (reasoning), daya cipta (creativity) juga sekaligus merupakan bahan pendidikan itu sendiri.
Dasar kurikulum pendidikan islam:
Menurut Herman H. Home yaitu
Dasar psikologis, yang digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh dari pelajar dan kebutuhan anak didik ( the ability and needs of children)
Dasar sosiologis, yang digunakan untuk memenuhi tuntunan yang sah dari masyarakat (the legitimate demands of society)
Dasar filosofis, yang digunakan untuk mengetahui keadaan semesta/tempat kita hidup (the kind of universe in which we live)
Sementara itu, Iskandar Wiryono dan Usman Mulyadi menawarkan dasar-dasar kurikulum yang senada dengan dasar-dasar diatas.
Dari dua pendapat tentang dasar-dasar penyusunan kurikulum tersebut, nampaknya belum lengkap untuk dijadikan dasar kurikulum pendidikan islam. Hal ini karena pendidikan islam ada usaha-usaha untuk mengintegralisasikan nilai-nilai agama islam sebagai titik sentral tujuan dan proses pendidikan islam itu sendiri. Oleh karena itu yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam adalah :
Dasar Agama; dalam arti segala sistem yang ada dalam masyarakat termasuk pendidikan, harus meletakkan dasar falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada dasar agama islam dengan segala aspeknya. Dasar agama ini dalam kurikulum pendidikan islam jelas harus didasarkan pada Al-Qur’an, al-Sunnah dan sumber-sumber yang bersifat furu lainnya.
Dasar falsafah; dasar ini memberikan pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofis sehingga tujuan, isi, dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran dan pendapat hidup dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran, baik ditinjau dari segi ontology, epistimologi, maupun aksiologi.
Dasar psikologis; dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan psikis peserta didik, sesuai dengan tahap kematangan dan bakatnya, memperhatikan kecakapan pemikiran dan perbedaan perseorangan antara satu peserta didik dengan lainnya.
Dasar social; dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan islam yang tercermin pada dasar social yang mengandung ciri-ciri masyarakat islam dan kebudayaannya. Baik dari segi pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat istiadat, seni dan sebagainya.
Dasar organisatoris; dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip Penyusunan Kurikulum
Prinsip berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam.
Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktivitas dalam kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktiviti yang terkandung didalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid juga kebutuhan masyarakat.
Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
Prinsip fleksibilitas; adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak, baik yang berorientasi pada fleksibilitas pemilihan program pendidikan maupun dalam mengembangkan program pengajaran.
Prinsip integritas; adalah kurikulum tersebut dapat menghasilakn manusia seutuhya, manusia yang mampu mengintegrasikan antara fakultas zikir dan fakultas pikir, serta manusia yang dapat menyalaraskan struktur kehidupan dunia dan stuktur kehidupan diakhirat.
Prinsip efesiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lainnya secara cermat tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terjadi yang terdiri dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya, baik secara vertical (perjenjangan tahapan) maupun secara horizontal.
Prinsip individualitas adalah bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya yang meliputi seluruh aspek pribadi anak didik, seperti perbedaan jasmani, watak inteligensi, bakat serta kelebihan dan kekurangannya.
Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokrasi adalah bagaimana kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan.
Prinsip kedinamisan adalah kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan social.
Prinsip keseimbangan adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi peserta didik secara harmonis.
Prinsip efektivitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektivitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
Klasifikasi Ilmu Dalam Kurikulum Pendidikan Islam
Al-Ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga kelompok ilmu yaitu:
Ilmu yang tercela banyak atau sedikit. Ilmu ini tak ada manfaatnya bagi manusia didunia maupun diakhirat, misalnya ilmu sihir nujum dan perdukunan. Nilai ilmu ini dipelajari akan membawa mudharat dan akan meragukan kebenaran akan adanya Allah. Oleh karena itu jauhilah ilmu tersebut.
Ilmu yang terpuji, banyak atau sedikit, misalnya ilmu tauhid, ilmu agama. Ilmu ini bila dipelajari akan membawa orang kepada jiwa yang suci bersih dari kerendahan dan keburukan serta dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Ilmu yang terpuji pada taraf tertentu yang tidak boleh dialami, karena ilmu ini dapat membawa kepada kegoncangan iman, misalnya ilmu filsafat.
Ibnu Kaldun membagi ilmu menjadi tiga macam yaitu:
Ilmu lisan (bahasa) yaitu ilmu lugha, nahwu, bayan dan satra (adab) atau bahasa yang tersusun secara puitis (syair)
Ilmu naqli yaitu ilmu yang diambil dari kitab suci dan sunnah nabi. Ilmu ini berupa membaca kitab suci Al-Qur’an dan tafsirnya sanad hadist, dan pentashihannya serta istinbat tentang qanun-qanun fiqh. Dengan ilmu ini manusia akan dapat mengetahui hokum-hukum Allah yang diwajibkan atas manusia.
Ilmu aqly yaitu ilmu yang dapat menunjukkan manusia mempergunakan daya pikir atau kecerdasannya kepada filsafat dan semua ilmu pengetahuan.
Ibnu Sina; ilmu pengetahuan itu ada dua jenis yaitu ilmu nazhari (teoritis) dan ilmu amali (praktis), yang tergolong dalam ilmu nadhory ialah ilmu alam, dan ilmu riyadhi (ilmu urai atau matematika). Ilmu ilahi (ketuhanan) yaitu ilmu yang mengandung I’tibar tentang wujud kejadian alam dan isinya melalui penganalisaan yang jelas dan jujur sehingga diketahui siapa penciptanya.
Orientasi Kurikulum Pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islam berorientasi kepada:
Orientasi pelestarian nilai
Dalam pandangan islam, nilai terbagi atas dua macam, yaitu nilai yang turun dari Allah swt yang disebut dengan nilai ilahiah dan nilai yang tumbuh dan berkembang dari peradaban manusia sendiri yang disebut dengan nilai insaniah. Kedua nilai tersebut selanjutnya membentuk norma-norma atau kaidah-kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada masyaraka yang mendukungnya.
Orientasi pada peserta didik
1. Orientasi ini diarahkan pada pembinaan tiga dimensi peserta didiknya.
Dimensi kepribadian sebagai manusia, yaitu kemampuan untuk menjaga integritas antara sikap, tingkah laku, etika dan moralitas.
Dimensi produktivitas yang menyangkut apa yang dihasilkan anak didik dalam jumlah yang lebih banyak kualitas yang lebih baik setelah ia menamatkan pendidikannya.
Dimensi kreativitas yang menyangkut kemampuan anak didik untuk berpikir dan berbuat, menciptakan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.
2. Orientasi pada masa depan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan suatu jaman ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seta produk-produk yang dihasilkannya.
3. Orientasi pada social ekonomi; Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang ditandai oleh munculnya berbagai peradaban dan kebudayaan sehingga masyarakat tersebut mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat walaupun perkembangan itu tidak mencapai pada titik kulminasi. Hal ini karena kehidupan adalah berkembang, tanpa perkembangan berarti tidak ada kehidupan.
4. Orientasi pada tenaga kerja; Manusia sebagai makhluk bioligis mempunyai unsur mekanisme jasmani yang membutuhkan kebutuhan-kebutuhan lahiriah, misalnya makan-minum, bertempat tinggal yang layak, dll. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipenuhi secara layak, dan salah satu diantaranya persiapan untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan yang layak adalah melalui pendidikan.
5. Orientasi penciptaan lapangan kerja; Orientasi pada penciptaan lapangan kerja. Orientasi ini tidak hanya memberikan arahan kepada kurikulum bagaimana menciptakan peserta didik yang terampil agar dapat mengisi lapangan kerja didalam masyarakat-tetapi mengingat terbatasnya lapangan kerja., maka kurikulum hendaknya dapat pula menciptakan peserta didik yang dapat membuat lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja terutama dirinya dan orang lain.
KRITIKAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM (KELOMPOK)
Dari uraian diatas, maka kami dapat melihat bahwa kurikulum pendidikan islam itu begitu amat penting untuk dilaksanakan. Kurikulum pendidikan islam itu dapat membentuk manusia yang berguna bagi bangsa dan Negara. Karena jika dilhat dari tujuan pendidikan disuatu bangsa atau Negara, itu ditentuka juga oleh falsafah dan pandangan hidup bangsa dan Negara tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa dan Negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut dan sekaligus akan berpengaruh terhadap Negara tersebut.
Peserta didik harus dapat memahami kurikulum pendidikan islam yang akan di kembangkannya. Dengan memahami kurikulum tersebut, para pendidika dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran dan lainnya yang sesuai dengan apa yang diperlukannya. Oleh karena itu sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga pelajar islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya.
Adapun kerangka dasar kurikulum pendidikan islam sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa betapa pentingnya suatu kurikulum itu harus di landaskan kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah agar suatu pendidikan dapat mencapai tujuan yang bersifat integritas dan komprehensif sehingga dengan berlandaskannya terhadap Al-Qur’an dan as-Sunnah suatu kurikulum itu dapat dijadikan sumber utama pendidikan islam yang berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional penyususnan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam.
Adapun dasar-dasar kurikulum yaitu suatu pendidikan itu sangat berperan tehadap tujuan pendidikan yang diharapkan, sebagaimana harus mempunyai dasar-dasar yang merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum dan susunan-susunannya. Dengan begitu, suatu kurikulum pendidikan islam dapat membentuk kualitas yang diharapkannya guna dalam meningkatkan peserta didik yang dapat mengembangkan suatu kemampuannya masing-masing.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan islam merupakan suatu komponen yang didalamnya terdapat kerangka dasar kurikulum pendidikan islam,dasar kurikulum pendidikan islam, prinsip-prinsip penyusunan kurikulum pendidikan islam, klasifikasi ilmu dalam kurikulum pendidikan islam dan orientasi kurikulum pendidikan islam, yang harus dikembangkan guna mengembangkan peserta didik yang dapat berusaha dengan baik untuk meningkatkan suatu tujuan pendidikan yang tepat guna. Sehingga dengan begitu, pendidikan islam dapat berhasil terhadap apa yang diharapkan sesuai dengan metode dan cara-cara yang digunakan dalam mengembangkan suatu system kurikulum pendidikan islam tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar