Sabtu, 11 Desember 2010

MAKALAH PELAPISAN SOSIAL DAN PERBEDAAN SOSIAL


BAB   I
PENDAHULUAN

A.            LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu dari beberapa Negara berkembang yang memiliki sederet permasalahan hingga  saat ini belum terselesaikan, permasalahan kependudukan masih banyaknya tingkat pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan, permasalahan lingkungan masih banyaknya  masyarakat yang mengeksplorasi dan mengeksploitasi lingkunagan dengan semena-mena sehingga terjadi kerusakan dan bencana dimana-mana, permasalaha pembangunan masih belum meratanya pembangunan disemua bidang yang kerap menimbulkan kesenjangan sosial.
Untuk menjawab ketiga permasalahan itu maka kualitas sumber daya manusia Indonesia dan ekonominya harus ditingkatkan sehingga siap dan tanggap dalam menghadapi tantangan yang muncul akibat kesenjangan social. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam maka dalam pembinaan kualitas manusia dan ekonominya harus senantiasa merujuk pada norma-norma  dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
Secara garis besar kualitas manusia Indonesia dapat dikelompokkan pada dua bagian. Pertama kualitas fisik yaitu yang menyangkut ciri – ciri kualitas yang bersifat lahiriyah seperti ukuran dan bentuk badan, daya atau tenaga fisik yang dimilikinya, kesegaran jasmani, kesehatan jasmani, dll. Ini merupakan kualitas pribadi seseorang. Kedua kualitas non fisik yaitu yang bersifat batiniyah yang meliputi kualitas pribadi yang melekat pada diri, kualitas hubungan dengan pihak lain, seperti tuhan, lingkungan masyarakat, dan manusia lain, kualitas kekaryaan yang tercermin dalam produktivitas disiplin, keswadayaan, keswakaryaan dan wawasan masa depan.
Seperti yang disebutkan didalam kurikulum bahwa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah memuat beberapa kompetensi dasar yang di maksud antara lain :
1.      Menceritakan kasih sayang antar anggota keluarga, dan menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.
2.      Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga, menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan peran dalam anggota keluarga, dan memberi contoh  bentuk – bentuk kerjasama lingkungan tetangga.
3.      Melakukan kerjasama lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa.
4.      Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
Untuk dapat mengembangkan materi  ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tersebut sehingga kita perlu mempelajari konsep – konsep dasar tentang pelapisan sosial, perbedaan sosial, interaksi sosial dan integrasi sosial.
Dalam pandangan Islam manusia yang memiliki kriteria / kualitas diatas, di pandang sebagai sumber daya yang dapat merencanakan masa depannya yang lebih baik. Ada beberapa tinjauan yang dapat dilakukan pada masa kemiskinan. Pertama kemiskinan alamiyah yaitu miskin kualitas sumber daya alam dan manusia yang rendah dan kedua kemiskinan struktural yaitu kemiskinan buatan. Pada sisi lain kemiskinan dikategorikan menjadi dua yaitu kemiskinan ekonomi dan kemiskinan rohaniyah.
Untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia Islam nampaknya mengedepankan konsep yang jelas :
  1. Penyuntikan  dari luar, yaitu usaha – usaha uang dilakukan oleh orang perorang, pemerintah, maupun lembaga – lembaga sosial kemasyarakatan untuk menanggulangi kemiskinan diantaranya bazis, infaq, zakat, sadaqah dll.
b.      Motivasi dari dalam, yaitu memberikan motivasi agar manusia dapat mengembangkan diri sendiri, adalah pengembangan sumber daya manusia oleh diri sendiri merupakan hal yang dipandang sangat relevan karena Islam memiliki ajaran yang kosmolit up to date yang berwawasan keislaman. Untuk itulah setiap orang harus mengupayakan pengembangan dirinya. 

B.            RUANG LINGKUP
          Dalam media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial banyak menceritakan tentang pengaruh dan keadaan sosial yang sedang berlaku di masyarakat baik secara individu maupun berkelompok.
          Masalah sosial tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat kecil, menengah maupun tingkat atas terkadang juga permasalahan sosial dapat berupa perbedaan klasifikasi sosial yang sedang berlaku di masyarakat antara lain :
a.     Pelapisan  Sosial.
b.     Perbedaan Sosial.
1.             Pengertian Pelapisan Sosial istilah asli pelapisan sosial adalah Social Stratification yang berasal dari kata Stratum atau Strata yang berarti pelapisan. Sehingga pelapisan sosial adalah sebagai penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok – kelompok tertentu secara                           bertingkat-tingkat. Pelapisan Sosial yang terjadi di masyarakat terbagi beberapa  kriteria :
a.        Berdasarkan Kriteria Ekonomi
b.       Berdasarkan Kriteria Sosial
c.        Berdasarkan Kriteria Politik
2.             Perbedaan Sosial  dapat diartikan keanekaragaman yang bersifat horizontal, bukan pembedaan kelas yang besrsifat vertical sehingga menunjukkan keanekaragaman sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Perbedaan Sosial yang terjadi di masyarakat terbagi beberapa bagian :
a.       Perbedaan sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
b.      Perbedaan sosial berdasarkan perbedan ras.
c.       Perbedaan sosial berdasarkan perbedaan profesi
d.      Perbedaan sosial berdasarkan perbedaan klan.
e.       Perbedaan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa.
f.       Perbedaan sosial berdasarkan perbedaan agama.




BAB  II
PEMBAHASAN
PELAPISAN SOSIAL DAN PERBEDAAN SOSIAL

A.  INTERAKSI SOSIAL
          Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau proses saling mempengaruhi yang terjadi antara sesama manusia. Interaksi sosial merupakan dasar bagi pembentukan sebuah system masyarakat karena melalui interasi sosial itulah seseorang akan dimungkinkan untuk salaing mengenal dan secara sadar  membentuk sebuah system masyarakat.

1.    Interaksi antara individu dengan individu
                           Interaksi ini terjadi antara dua orang yang salaing memberikan rangsangan dan saling memberikan tanggapan satu sama lain. Interaksi antara individu dengan individu dapat terjadi dengan saling berjabat tangan, saling tersenyum, saling berpelukan, bercakap-cakap, dan lain sebagainya.

2.    Interaksi antara  individu dengan kelompok
                           Interaksi  antara individu dengan kelompok merupakan interaksi antara seseorang berhadapan dengan sekelompok orang. Interaksi jenis ini dapat diperhatikan contohnya seperti seorang guru atau dosen yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

3.    Interaksi antara kelompok dengan kelompok
                           Interaksi ini melibatkan antara dua kelompok orang yang saling berhadapan dan melakukan hubungan timbal balik. Interaksi antara kelompok dengan kelompok ini dapat diperhatikan dalam pertandingan bola voli, pertandingan sepak bola, tarik tambang, pertempuran antara dua pasukan di medan perang, dan lain sebagainya.

B.  LATAR BELAKANG INTERAKSI SOSIAL
            Umumnya  interaksi sosial tidak terjadi secara sekonyong-konyong. Seperti interaksi anda dengan murid – murid di sekolah, tentu faktor-faktor yang menjadi latar belakang. Pada dasarnya interaksi sosial dilatarbelakangi oleh beberapa factor, antara lain motivasi, simpati, empati, sugesti, imitasi dan identifikasi. Latar belakang terjadinya interaksi sosial antara lain :

1.    Motivasi
                             Motivasi merupakan rangsangan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan tindakan – tindakan  atau kegiatan-kegiatan tertentu secara rasional. Berdasarkan sifatnya, motivasi dibedakan atas dua macam, yaitu motivasi yang berasal dari dalam ( motivasi internal ) dan motivasi yang berasal dari luar ( motivasi eksternal ).

2.    Simpati
               Pada dasarnya simpati merupakan gejala kejiwaan yang terjadi pada seseorang yang merasa tertarik pada sikap dan perilaku orang lain. Simpati dapat menimbulkan rasa hormat dan saying. Seorang pelajar yang bersimpati kepada gurunya yang cerdas, beribawa, ramah, religious, dan sebagainya akan terinpirasi untuk bersikap hormat kepada guru tersebut. Sebaliknya guru akan bersimpati kepada pelajar yang cerdas, tertib, aktif, kreatif, bersemangat ke dapan sehingga menimbulkan rasa kasih sayang.

3.    Empati
               Ketika kita menyaksikan berita tentang tsunami Aceh, kita merasa sangat sedih seolah-olah kita merasakan betapa besar penderitaan mereka. Empati merupakan gejala jiwa yang terjadi pada diri seseorang untuk ikut merasakan segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain. Sehingga memberikan dorongan terjadinya  interaksi sosial.

4.    Sugesti
               Sugesti merupakan pengaruh kejiwaan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau kelompok orang untuk melaksanakan sesuatu tanpa melalui proses penalaran. Sugesti dapat terjadi melalui sikap, perkataan, maupun tindakan. Seorang dokter selain memberikan obat juga dapat memberikan sugesti kepada pasien guna mempercepat proses penyembuhan.



5.    Imitasi dan Identifikasi
Imitasi merupakan tindakan individu untuk meniru sikap, perkataan dan perilaku dari individu lain. Proses imitasi dapat terjadi di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, tempat peribadatan, maupun di lingkungan masyarakat secara luas. Perkembangan media elektronik seperti radio, TV, VCD, internet akan mempercepat proses imitasi.
               Sedangkan Identifikasi merupakan serangkaian proses peniruan yang dilakukan oleh individu terhadap individu lain sehingga mendekati kesamaan dengan figur yang diidolakan. Dibandingkan dengan imitasi,proses identifikasi lebih intensif karena melibatkan proses kejiwaan yang mendalam. Identifikasi ini dapat dilihat contohnya pada rockermania yang sedapat mungkin meniru gaya dan penampilan para rocker yang digandrungi. Proses identifikasi akan bersifat positif jika tokoh yang diidolakan berperilaku positif sebaliknya jika tokoh yang diidolakan berperilaku negativ maka kan berpengaruh negativ pula pada proses identifikasi dan kepribadianya.

C.  SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Seperti yang disinggung sebelumnya, interaksi sosial terjadi dalam bentuk komunikasi, baik anatara individu dengan individu, anatara individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok, yang terjadi melalui kontak sosial. Di dalam interaksi sosial terdapat penyampaian pesan ( komunikasi ) kepada penerima pesan ( komunikan ).
Dalam keadaan seperti ini, interaksi sosial memerlukan pola-pola baku yang yang dianggap ideal agar tercipta keteraturan sosial. Pola baku yang dianggap ideal tersebut memiliki beberapa syarat, yaitu ;
(1)     Memiliki tujuan, manfaat, dan kegunaan yang jelas dan
(2)     Sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku.

D.  PROSES INTERAKSI SOSIAL
Proses interaksi sosial akan dapat berlangsung apabila memenuhi dua syarat, yaitu adanaya kontak sosial dan adanya komunikasi. Kontak sosial adalah merupakan peristiwa bertemunya antara satu pihak dengan pihak yang lain, baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.

Kontak sosial merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung.

E.  Hambatan Menciptakan Keteraturan Sosial
Sebagai mahluk sosial manusia, termasuk anda selalu berinteraksi dengan individu atau kelompok yang lain. Interaksi tersebut meliputi seluruh dimensi kehidupan seperti menyangkut masalah pekerjaan, ekonomi, politik, kebudayaan, agama, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Sebaliknya jika interaksi  yang dilakukan bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, maka kan terjadi konflik sosial dan intergrasi sosial.bentuk-bentuk interaksi yang menghambat terciptanya keteraturan sosial, antagonisme sosial, pengaruh terhadap konflik sosial, dan pengertian konflik sosial.

a.      Bentuk-bentuk Interaksi Yang Menghambat Terciptanya Keteraturan Sosial.
        Interaksi yang dapat menghambat  terciptanya keteraturan sosial adalah interaksi yang bersifat diasosiasif, yakni interaksi yang mengarah pada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik. Konflik sosial  bisa terjadi apabila adanya :
1.         Persaingan ( Competitive )
                        Dalam kehidupan sehari-hari anda dapat melihat banyak persaingan yang terjadi, baik yang dilakukan oelh seseorang maupun oleh sekelompok orang. Di sekolah terjadi persaingan antara beberapa kandidat pengurus OSIS untuk memperoleh posisi ketua. Di pedesaan terjadi persaingan anatara beberapa kandidat Kepala Desa untuk memenangkan Pilkades. Tentu anda dapat menyebutkan contoh – contoh lainnya.

2.         Kontravensi
                        Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang menunjukan gejala ketidaksenangan terhadap pihak lain, baik yang dinyatakan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Kontravensi yang berkelanjutan dapat berubah menjadi rasa benci. Dilihat dari prosesnya kontravensi mencakup lima sub proses, yaitu:
a)        proses yang umum, yakni adanya penolakan,keengganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan terhadap rencana pihak lain dan sebagainya.
b)        Kontravensi sederhana, seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan lain sebagainya.
c)        Kontravensi yang intensif, seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan sebagainya.
d)       Kontravensi yang bersifat rahasia, seperti mengumumkan rahasia pihak lain, berkhianat dan sebagainya.
e)        Kontravensi yang bersifat takstis, seperti intimidasi, provokasi, dan lain sebagainya.

3.         Pertentangan ( Conflic )
                        Pertentangan ataua konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan paham dan perbedaan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan jurang  pemisah yang menganggu proses interaksi sosial. Pada umumnya pertentangan atau konflik disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah :
a)        Adanya perbedaan pendapat mengenai suatu hal yang bersifat mendasar.
b)        Adanaya benturan kepentingan mengenai suatu objek yang sama, dan
c)        Adanya perbedaan system nilai dan system noram yang dianut.

Wujud pertentangan atau konflik dapat berbentuk:
a)        Konflik antar pribadi, yakni suatu pertentangan yang bersifat perseorangan
b)        Konflik antar kelompok, yakni pertentangan yang terjadi antar dua kelompok,  konflik peranan, yakni suatu pertentangan yang tejadi akibat seseorang atau sekelompok orang berperilaku yang tidak sama dengan peran seharusnya.
c)        Konflik status, yakni suatu pertentangan yang terjadi sebagai akibat dari adanaya perbedaan status atau kedudukan dalam masyarakat.
d)       Konflik Kebudayaan,yakni suatu pertentangan yang tejadi sebagai akibat dari perbedaan kebudayaan.

F.            Antagonisme Sosial
Antagonisme Sosial adalah suatu kondisi sosisla yang mana di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berlawanan satu sama lain sehingga menganggu pencapaiana integrasi sosial. Karena keberadaanya yang dapat menganggu  pencapaian  integrasi sosial, maka harus dilakukan usaha - usaha untuk menghilangkan atau mengurangi potensi-potensi konflik yang ditimbulkan oleh adanaya anatagonisme sosial tersebut.
Secara garis besar terdapat dua factor yang menjadi penyebab timbulnya antagonism sosial, yakni : faktor-faktor yang bersifat individual dan faktor-faktor yang bersifat sosial.

1.      Faktor-faktor Individual
         Faktor Individual yang menyebabkan timbulnya antagonism sosial dapat dilihat dari dua hal. Pertama, adanya perbedaan dalam hal minat  dan bakat yang ada pada masing-masing orang. Menonjolkan minat dan bakat secara berlebihan dapat menjadikan seseorang bersifat ambisionis dan egois sehingga ingin lebih tinggi dari  orang lain, ingin menguasai orang lain, dan lain sebagainya.

2.      Faktor-faktor Sosial
         Factor-faktor sosial yang menyebabkan terjadinya antagonism sosial sering terlihat dalam fenomena politik, yakni fenomena yang menempatkan berbagai kelompok, perkumpulan, dan unsur-unsur sosial sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berlawanan. Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh dari pandangan kaum sosialis yang menyatakan bahwa perjuangan antar kelas merupakan sebab utama terjadinya konflik-konflik sosial.

G.           Pengaruh Antagonisme Sosial terhadap Konflik Sosial
            Antagonisme Sosial dapat memunculkan terjadinya Konflik Sosial. Bentuk konflik sosial dapat beraneka macam, seperti konflik antarkelas, konflik antarras, konflik antar kelompok territorial, konflik antar kelompok korporatif, konflik antar kelompok ideologis, dan lain sebagainya. Berikut ini akan diuraikan bentuk-bentuk konflik sosial.
1.      Konflik Antarkelas
            Karl Marx telah menguraikan teori konflik yang menggambarkan adayany perjuangan antarkelas. Menurut Karl Marx, paham kapitalisme telah memunculkan dua kelas masyarakat yang kontradiksi, yakni kelompok buruh (kaum proletar) dan satu sisi berhadapan dengan kelompok pemodal (kaum borjuis)  di sisi yang lain. Menurut teori ini, hubungan yang terjalin anatar kaum buruh dan dengan kaum pemodal menrupakan hubungan antara si kuat yang berkuasa dengan si lemah yang dikuasai.

2.      Konflik Antarras
            Konflik rasial, yakni konflik yang menghadapkan antara ras yang satu dengan ras yang lain, berkembang dalam bentuk perang suku. Fenomena konflik antarras ini sering terjadi dalam kehidupan bangsa-bangsa di Afrika. Secara garis besar konflik antarras dapat di golongkan atas dua macam  yakni:  konflik rasial vertical dan konflik rasial horizontal.
a.    Konflik rasial vertical terjadi antara kelompok rasial yang dominan dan memiliki peranan yang besar berhadapan dengan kelompok rasial yang lemah. Konflik antara orang-orang kulit putih yang berhadapan dengan orang-orang kulit hitam di tanah – tanah jajahan merupakan contoh dari konflik rasial vertical.
b.     rasial horizontal merupakan konflik yang terjadi antara kelompok rasial yang mana satu sama lain tidak berada dalam hubungan dominan dan bawahan.

3.      Konflik Antarkelompok Horisontal
            Sesungguhnya tidak mudah untuk membedakan antara konflik antarkelompok vertical dengan konflik antarkelompok horizontal. Namaun secara mendasar dapat dikatan, bahwa konflik antarkelompok vertical melibatkan beberapa kelompok hal mana yang satu berada pada posisi yang lemah. Sementara konflik antarkelompok horizontal merupakan konflik yang terjadi antara beberapa kelompok hal mana keduanya berada dalam kondisi yang sama, seperti konflik antara dua keluarga, konflik antara suku-suku, konflik antara partai-partai politik, konflik antara kelompok ideologis dan sebagainya.

4.      Konflik Antarkelompok Teritorial
            Pada umumnya manusia membentuk komunitas-komunitas sedemikian rupa sehingga terbentuklah kelompok teritorial. Kelompok teritorial misalnya adalah suku bangsa, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan lain sebagainya. Persaingan-persaingan yang terjadi antara kelompok territorial tersebut dapat menimbulkan antagonism yang sewaktu-waktu dapat meletus menjadi konflik sosial.

5.      Konflik Antar Korporatif
            Seperti halnya kelompok-kelompok korporatif memiliki solidaritas yang dibangun berdasarkan kesamaan. Solidaritas tersebut berhasil menyatukan orang-orang yang mengambil bagian pada jenis kegiatan yang sama. Kelompok - kelompok professional merupakan kelas dari kelompok koorporatif yang paling penting.

6.      Konflik Antarkelompok Ideologis
            Kelompok ideologis dapat dikatakan sebagai kelompok yang memiliki keyakinan yang sama, seperti sekte-sekte, masyarakat intelektual, partai-partai politik, dan sebagainya. Suatu doktrin akan berubah menjadi ideology jika terdapat suatu kelompok sosial yang menganutnya. Secara umum kelompok ideology dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kelompok-kelompok non-politik.

H.           Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan benturan kepentingan antara dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi dalam proses interaksi sebagai akibat dari adanya perbedaan paham atau perbedaan kepentingan yang bersifat mendasar. Munculnya konflik diawali oleh adanya jurang pemisah yang meretakkan proses interaksi sosial.
Wujud konflik sosial di tandai dengan munculnya upaya saling mengamncam dan bahkan saling menghancurkan satu sama lain secara tidak wajar dan tidak konstitusional. Konflik dapat terjadi antarindividu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Berkembangnya konflik sosial akan membawa beberapa akibat antara lain
1)        Berkembangnya rasa solidaritas pada internal kelompok yang terlibat konflik,
2)        Jatuhnya beberapa korban baik yang berupa harta maupun nyawa.
3)        Berkembangnya perbedaan pendapat yang mengancam keutuhan dan kekompakkan kelompok,
4)        Berkembangnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah akan menjadi pihak yang tertindas.
            Konflik sosial yang terjadi dapat diredam melalui perundingan. Perundingan  ( negotiation ) merupakan jalan tengah yang perlu diambil untuk menghindari aksi paling buruk dari konflik sosial.  Bebrapa perundingan    ( negotiation ) yang dikenal antara lain adalah :
1)        Toleransi, yakni sikap untuk saling menghargai dan saling menghormati dengan cara memahami keberadaan dan pendirian masing-masing pihak.
2)        Konfersi, yakni salah satu pihak bersedia untuk mengalah dan bersedia menerima keberadaan dan pendirian pihak lain.
3)        Kompromi, yakni kesepakatan untuk saling mengalah, saling member, dan saling menerima antara masing-masing pihak yang terlibat konflik.
4)        Konsiliasi, yakni usaha yang dilakukan oelh pihak ketiga untuk mempertemukan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam sebuah perundingan untuk mencapai persetujuan bersama.
5)        Mediasi, yakni kehadiran pihak ketiga yang netral dan berfungsi sebagai penengah antara pihak-pihak yang terlibat konflik.
6)        Arbritasi, yakni penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh pihak-pihak yang terlibat konflik.
7)        Ajudikasi, yakni upaya penyelesaian konflik melalui badan pengadilan.
8)        Genjatan Senjata, yaitu penangguhan peperangan dengan menghentikan kegiatan tembak-menembak antara pihak-pihak yang terlibat konflik dalam jangka waktu tertentu sambil mencari jalan keluar secara damai.
Secara umum manusia cenderung berupaya untuk menghindari munculnya konflik sosial. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah berkembangnnya konflik sosial yang dikenal dengan istilah “ Mekanisme Katup Pengaman “ . pada prinsipnya mekinisme katup pengaman dapat diperhatikan pada beberapa contoh :
1)        Mengadukan problem kepada pihak ketiga untuk mencari jalan keluar.
2)        Dengan melakukan sindiran terhadap perilaku seseorang yang kurang wajar sehingga  persoalan dapat diselesaikan tanpa harus baku hantam.
3)        Kedua belah pihak yang terlibat konflik membuat suatu pertemuan untuk melakukan musyawarah dalam rangka memecahkan maslah dan persoalan yang dihadapi.

I.               INTEGRASI SOSIAL
Pada pembahasan ini penulis akan membahas masalah Integrasi Sosial mejelaskan keteraturan sosial yakni mengarah pada bentuk-bentuk asosiasi, seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
1.      Kerjasama ( cooperation )
            Tentu kita sering terlibat dalam kegiatan kerjasama dengan rekan atau kolega  tentu kita memiliki kepuasan tertentu setelah melakukan kerjasama dengan baik. Kerjasama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial. Kerjasama diartikan sebagai bergabungnya beberapa individu mencapai tujuan bersama.

2.      Akomodasi ( accommodation )
            Akomodasi merupakan suatu proses penyesesuaian yang terjadi melalui proses interaksi, baik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok dalam rangka meredakan ketegangan. Adapun tujuan akomodasi antara lain ;  
1)        Mengurangi perbedaan faham, pertentangan atau permusushan.
2)        Mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan  pola pikir atau bahkan benturan fisik.
3)        Mengupayakan terjadinya akomodasi diantara pihak-pihak yang saling bertikai.

3.      Asimilasi ( assimilation )
            Asimilasi adalah sebuah proses bersatunya dua pihak yang memiliki alatar belakang budaya yang berbeda untuk menciptakan persatuan dan kesatuan baru. Proses asimilasi diawali oleh adanya dua pihak yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda, untuk kemudian saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlahan-lahan budaya aslinya akan berubah sifat dan wujud karena membentuk kebudayaan yang baru.

4.      Akulturasi ( acculturation )
            Akulturasi adalah bergabungnya dua kebudayaan tanpa melenyapkan sifat asli dari kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi sering terjadi diantara dua kebudayaan yang saling berdekatan, dimana kehidupan masyarakat kedua belah pihak terjalin secara akrab  dalam berbagai bidang, baik bidang sosial, bidang ekonomi, bidang politik, maupun bidang kebudayaan. Melalui hubungan seperti, unsur-unsur kebudayaan dari kedua belah pihak saling menyerap.

J.    Keteraturan Sosial.
Coba anda perhatikan system kehidupan yang ada dilingkungan sekolah tempat anda berada. Sekolah merupakan sebuah lemabaga yang di dalamnya terdapat beberapa unsur, seperti staf pendidik, staf administrasi, para pelajar, penjaga sekolah, tukang kebun, pimpinan sekolah dan sebagainya. Masing-masing unsur dilingkungan sekolah mengemban fungsi dan perannya masing-masing. Fungsi dan peran tersebut sekaligus menunjukkan hak dan kewajiban yang harus ditunaikan di  dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah.
Keteraturan sosial merupakan sebuah kondisi dinamis yang ditimbulkan oleh terciptanya sendi-sendi kehidupan masyarakat secara tertib dan teratur sesuai dengan system norma yang berlaku. Keteraturan sosial dapat terjadi manakala didukung oleh beberapa unsur keteraturan sosial, yaitu ; order, pola, keajegen, dan tertib sosial.
1.      Order
            Dalam istilah sosiologi, order merupakan suatu system nilai dan system norma yang diakui dan dipatuhi oelh warga masyarakat secara konsisten. Konsisten masyarakat terhadap system nilai dan system norma akan menciptakn social order, yakni suatu system atau tatanan nilai dan norma sosial yang dilakui dan dipatuhi oelh segenap warga masyarakat.

2.      Keajegan
            Keajegan merupakan sebuah kondisi keteraturan di dalam kehidupan yang terjadi secara tetap dan berlangsung terus menerus. Kondisi seperti ini hanya terjadi jika seluruh anggota masyarakat memegang teguh terhadap system nilai dan system norma yang berlaku.

3.      Pola
            Pola merupakan suatu bentuk dari interaksi sosial pada masyarakat tertentu. Antara pola dengan keajegan memang memiliki kaitan yang sangat erat. Jika suatu masyarakat melaksnakan system norma secara konsisten maka akan tercipta suatu keajegan. Selanjutnya, keajegan akan menimbulkan terjadinya pola. Keajegan  lebih menekankan pada sifatnya yang tetap dan berlangsung lama, sedangkan pola lebih menekankan pada bentuk dari interaksi sosial tersebut.

4.      Tertib Sosial
            Tertib sosial merupakan suatu kondisi dimana setiap warga masyarakat memegang teguh sistem nilai dan sistem norma yang berlaku sehingga terjadi keselarasan antara tindakan sosial dengan nilai dan norma yang berlaku tersebut. Terdapat dua syarat bagi terwujudnya tertib sosial, yaitu ;
a)         Terdapat suatu sistem nilai norma yang jelas didalam tata kehidupan masyarakat dan
b)        Setiap individu didalam masyarakat disiplin dalam melaksanakan dan/atau tidak melanggar sistem nilai dan sistem norma yang berlaku tersebut.

5.      Ketertiban Sosial
            Keempat komponen diatas, yaitu order, keajegan, pola, dan tertib sosial merupakan prasyarat bagi terciptnta ketertiban sosial. Pada dasarnya ketertiban sosial merupakn sebuah kondisi dimana setiap sendi kehidupan masyarakat berjalan secara teratur. Keteraturan sosial tersebut tercipta karena sistem nilai dan sistem norma memberikan kekuatan kendali dan kekuatan control di dalam tata kehidupan masyarakat.Ketertiban sosial merupakan sebuah kondisi yang sangat diperlukan agar masyarakat dapat berdaya guna dan berhasil guna. Ketertiban sosial merupakan cermin darai masyarakat yang stabil dan dinamis.


6.      Integrasi Sosial
Intergrasi merupakan proses mempersatukan masyarakat sehingga hubungan-hubungan yang harmonis yang didasarkan atas tatanan-tatanan yang disepakati bersama. Menyatukan beberapa masyarakat sama artinya dengan membuang beberapa antagonism yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan dan sekaligus menghentikan pergolakan yang dapat mengancam integrasi. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mencapai integrasi adalah:
1)        Membatasi konflik-konflik yang ada.
2)        Membuat kompromi-kompromi bersama.
3)        Mengembangkan rasa solidaritas bersama.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan integrasi sosial. Beberapa dampak positif yang dapat diambil dari kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain :
1)        Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengurangi antagonism sosial.
2)        Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghilangkan bentuk-bentuk yang lebih brutal dari penindasan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia yang lain.
3)        Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempermudah hubungan-hubungan, pengertian-pengertian, dan solidaritas sosial bersama.




BAB III
LINGKUNAN HIDUP DAN KENAMPAKAN ALAM

A.           LINGKUNGAN HIDUP
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1997 dijelaskan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruan dengan semua benda dan keadaan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang melangsungkan peri kemanusiaan demi  kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada di sekitarnya kita yang memberi tempat dan bahan bagi berlangsungnya kehidupan.
Lingkungan hidup terdiri dari tiga unsur, yakni unsur abiotik, unsur biotik dan unsur budaya.

1.      Unsur Abiotik
            Unsur abiotik adalah unsur yang terdiri dari benda-benda mati berfungsi sebagai media bagi berlangsungnya kehidupan. Unsur abiotik antara lain tanah, air, udara, serta barang tambang dan bahan galian.

2.      Unsur Biotik
            Unsur biotik meliputi semua mahluk hidup yang ada di permukaan bumi, seperti flora, fauna, manusia, dan jasat renik. Flora atau dunia tumbuhan yang ada di Indonesia  sangat banyak jenisnya, yakni sekitar 4.500 jenis pohon-pohonan, 5.000 jenis anggrek, 1.500 jenis tumbuhan paku.                   Dari beberapa jenis pohon tersebut dikelompokkan menjadi dua macam yaitu bunga dan bunga. Berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhannya, hutan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah hutan tropika, hutan musim, hutan sabana, hutan rawa, dan hutan lumut

3.      Unsur Budaya
            Kebudayaan merupakan sekumpulan kompleks gagasan, perilaku, dan hasil dari perilaku manusia. Sedangkan lingkungan merupakan abtraksi yang berwujud sistem nilai, norma, gagasan, dan konsep dalam memahami dan sekaligus menginterprestasikan lingkungan sekitarnya.

B.            KENAMPAKAN ALAM DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Kenampakan alam adalah suatu kenampakan yang terjadi secara alami, masih asli, dan belum tersentuh oelh tangan manusia. Kenampakan alam dibedakan dua macam, yakni kenampakan alam wilayah daratan dan kenampakan alam wilayah perairan. Kenampakan alam wilayah daratan antara lain gunung, pegunungan, lereng, dataran tinggi, dataran rendah, tanjung, dan pantai. Sedangkan kenampakan alam wilayah perairan antara lain danau, sungai, selat, dan laut.

C.           CARA MELESTARIKAN LINGKUNGAN
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia. Dengan kemampuan akalnya manusia dapat mengolah dan memanfaatkan lingkungan alam untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Misalnya, manusia dapat membendung sungai menjadi waduk, manusia dapat mengolah tanah menjadi lahan pertanian, manusia dapat membangun pabrik-pabrik yang meproduksi segala macam barang kebutuhan manusia, manusia dapat membangun gedung-gedung yang tinggi sebagai tempat perkantoran, dan masih banyak lagi contohnya.
Manusia memang diperbolehkan mengolah dan memanfaatkan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian, dalam mengolah dan memanfaatkan lingkungan alam tersebut harus bertanggung jawab terhadap kelesetarian lingkungan. Menjaga kelestarian lingkungan hidup sama artinya dengan menjaga kelangsungan hidup generasi yang akan datang.


 BAB   IV
 PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari penjelasan yang terdapat pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
1.    Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia. Dengan kemampuan akalnya manusia dapat mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Manusia memang diperbolehkan untuk mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian, dalam mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam tersebut dengan penuh tanggung jawab terhadap kelesetarian lingkungan.
2.    Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau proses saling mempengaruhi yang terjadi antara sesama manusia. Interaksi sosial merupakan dasar bagi pembentukan sebuah system masyarakat karena melalui interasi sosial itulah seseorang akan dimungkinkan untuk salaing mengenal dan secara sadar  membentuk sebuah system masyarakat yang baik.
B.  Saran-saran
Sebagai seorang pendidik dan notaben seorang muslim, Kami mendorong pemerintah khususnya dan masyarakat untuk selalu:
1.    Menjaga generasi mudanya sebagai penerus bangsa dengan meningkatkan sumber daya manusianya ( SDM ) dengan berbagai Ilmu baik Ilmu umum sebagai upaya dalam menapaki kehidupan didunia dan Ilmu agama sebagai supaya dalam menjaga serangan negatif dari dampak modernisasi dan globalisasi zaman serta menjadi bekal dalam menapaki kehidupan yang akan datang menjadi lebih baik                ( kehidupan akhirat ) serta untuk membentuk insan yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
2.    Dengan memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup secara tidak langsung telah menyirami tunas-tunas hidup generasi penerus yang akan datang sebagai tulang punggung kemajuan suatu bangsa dan Negara.
3.     Lingkungan jangan terlalu dieksplorasi dan dieksploitasi hanya untuk kepentingan jangka pendek semata ( kesenangan sesaat ), sehingga menyisakan penderitaan bagi generasi muda kita pada pada masa yang akan datang ( kesengsaraan yang berkelanjutan).
4.    Beberapa dampak positif yang dapat diambil dari kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain :
a.    Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengurangi antagonisme sosial.
b.    Iilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghilangkan bentuk-bentuk yang lebih brutal dari penindasan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia yang lain, dan
c.    Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempermudah hubungan-hubungan, pengertian-pengertian, dan solidaritas sosial bersama. Sehingga tercipta keserasian dan keselarasan terhadap kehidupan dan kemajuan bersama.